Bulan
penantianku pun telah tiba. Andai ia berwujud, peluk dan ciumku pasti sudah
menyambarnya erat-erat. 23
tahun hidup, ini kali pertama saya menantikan bulan ini lebih dari biasa. Mengapa
lebih dari biasa?
Alasannya
ada 2 : Pertama, karena milad (ulang tahun) saya yang jatuh di tanggal 6 Juli,
dan yang kedua karena ada bulan paling barokah (Ramadhan) yang menyusup di
bulan ini. Aaaah siapa yang tak menantikannya!
Untuk
alasan pertama, sebenar-benarnya biasa saja. Karena saya bukan orang yang
senang memperingati milad, apalagi merayakannya. Tetapi, yang membuat spesial
dari biasanya, adalah milad kali ini saya berusia tepat 23 tahun. yang artinya
adalah usia warning MENIKAH -,- maka hati saya pun grogi tak menentu bertemu
dengan 6 Juli di tahun ini.
Mengapa
grogi? Bukan karena saya yang tidak siap menikah, tapi karena jodoh saya masih
melanglang buana entah kemana. -,-
Tapi
kali ini, saya tidak ingin membahas masalah pencarian jodoh (sedikit tobat,
karena terlalu sering memposting di twitter masalah jodoh, nikah, suami, istri,
ibu, anak, sampai-sampai seluruh follower mengira saya sangat serius mencari
calon suami. Dan alhasil, ada beberapa teman yang menghubungi saya untuk siap
ta’aruf. -,- aaak tobat bener dah!)
Masalah
grogi, bagaimana tidak. Sejak 2010 ilmu-ilmu mengenai ta’aruf, walimah, menjadi
istri sholeha, melayani suami dengan baik, mendidik anak dalam wadah islam, dan
sebagainya, sudah saya pelajari matang-matang. Buku-buku mengenai itu pun sudah
bertumpuk di almari. Lalu?
Allah mengambil dia sementara, calon suami yang sudah siap
menjadi suami. Sudah menjadi rahasia umum, kalau saya sedang menanti sang
hafidz di negeri Pakistan sana, selama 10 tahun. Allah memisahkan kami dengan
sebaik-baik pisah, yang tak ada komunikasi apapun bentuknya. Entah apa tujuan
Allah memisahkan kami setelah proses ta’arufan. Apakah ingin menguji
kesetiaanku, ataukah memang tak berjodoh. Jika pilihan yang kedua benar adanya,
maka sudah jauh-jauh hari saya mengikhlaskannya, asal ia berguna bagi ummat
suatu saat nanti. (Walaupun nyawa saya rasanya setengah lepas) T_T
Mengingat dia kembali, mengingat kisah lika-liku ini, saya
ingin berterima kasih kepada salah satu teman saya yang siap mengangkatnya
menjadi film dokumenter. (saya pun tak tahu jelas dari sudut apa saja si
sutradara ini sampai mengide filmkan kisah ini). Katanya, “tunggu saja tanggal
mainnya.” *pingsan*.
Edisi curhat selesai. Kembali kemasalah milad. Banyak alasan
mengapa saya tidak suka merayakannya. Bukan alasan pribadi yang dibuat-buat,
tetapi tak lain dan tak bukan adalah tuntunan Baginda besar saya, Rasulullah
SAW.
Lengkapnya, silah disimak di postingan saya yang ini :
Untuk alasan kedua, Ramadhan yang menyusup.
Rasa-rasanya saya tak perlu berpanjang lebar masalah bulan
paling spesial ini. Karena semua ummat sudah tahu betapa istimewanya bulan ini,
hingga dinantikan selalu. Tetapi, jika ada yang ingin membaca dan menambah
pengetahuan mengenai Ramadhan, saya juga sengaja mempostingnya. Silah disimak
disini:
Semoga bermanfaat^^
Selamat menjalani bulan Juli, ya! *heheu
Tidak ada komentar:
Posting Komentar