Kamis, 18 Juli 2013

TRADISI PERAYAAN ULTAH MEMBAHAYAKAN AQIDAH

Riuh bergemuruh dalam hati. Lalu senyum melambai. Bibir mulai berucap. Semua mensakralkan hal ini, ketika ulang tahun tiba.
ULANG TAHUN. Siapa yang tak senang dengan hari ini. Jangan bohong. Siapa yang tak menantikan hari ini. Bahkan, kedatangannya lebih dinanti-nantikan daripada bulan ramadhan ataupun syawal (idul fitri), bagi sebagian orang. Ada yang wajahnya memerah cerah menyambut hari (ulang tahun) ini. Ada yang hatinya berseri saat jumpa dengan hari spesial ini. Benar, melebihi sambutan pada bulan ramadhan. Benar-benar menghipnotis. Padahal, tak ada pahala apa-apa yang bisa diraih didalamnya. Bahkan, hanya tanda berkurangnya sisa hidup.
Tak ada yang salah, dan tak ada yang pantas disalahkan :) Mungkin, mereka yang sebagian itu, belum mengetahui apa-apa tentang sebab-akibat ulang tahun.
Maka, sedikit saya membagi info tentang asal usul ulang tahun. :) Hanya membagi, ya! Bukan mengajar. :D
Ulang tahun atau Milad (dalam bahasa arab) pertama kali dimulai di Eropa. Dimulai dengan ketakutan akan adanya roh jahat yang akan datang pada saat seseorang berulang tahun, untuk menjaganya dari hal-hal yang jahat, teman-teman dan keluarga diundang datang saat sesorang berulang tahun untuk memberikan do’a serta pengharapan yang baik bagi yang berulang tahun. Memberikan kado juga dipercaya dapat memberikan rasa gembira bagi orang yang berulang tahun sehingga dapat mengusir roh-roh jahat tersebut.
Banyak simbol-simbol yang diasosiasikan atau berhubungan dengan ulang tahun sejak ratusan tahun lalu. Ada sedikit penjelasan mengapa perayaan ulang tahun harus menggunakan kue.
Artemis Diana. Salah satu cerita mengatakan, karena waktu dulu bangsa Yunani menggunakan kue untuk persembahan ke kuil DEWI BULAN, Artemis. Mereka menggunakan kue berbentuk bulat yang merepresentasikan bulan purnama. Cerita lainnya tentang kue ulang tahun yang bermula di Jerman yang disebut sebagai “Geburtstagorten” adalah salah satu tipe kue ulang tahun yang biasa digunakan saat ulang tahun. Kue ini adalah kue dengan beberapa layer yang rasanya lebih manis dari kue berbahan roti.
Simbol lain yang selalu menyertai kue ulang tahun adalah penggunaan lilin ulang tahun di atas kue. Orang Yunani yang mempersembahkan kue mereka ke Dewi Artemis juga meletakan lilin-lilin di atasnya karena membuat kue tersebut terlihat terang menyala sepeti bulan (gibbons, 1986). Orang Jerman terkenal sebagai orang yang ahli membuat lilin dan juga mulai membuat lilin-lilin kecil untuk kue mereka. Beberapa orang mengatakan bahwa lilin diletakan dengan alasan keagamaan/religi. Beberapa orang jerman meletakan lilin besar di tengah-tengah kue mereka untuk menandakan “Terangnya Kehidupan” (Corwin,1986). Yang lainnya percaya bahwa asap dari lilin tersebut akan membawa pengharapan mereka ke surga.
Saat ini banyak orang hanya mengucapkan pengharapan di dalam hati sambil meniup lilin. Mereka percaya bahwa meniup semua lilin yang ada dalam satu hembusan akan membawa nasib baik. Pesta ulang tahun biasanya diadakan supaya orang yang berulang tahun dapat meniup lilinnya.
Tradisi mengirimkan kartu ucapan itu sendiri dimulai di Inggris sekitar 100 tahun yang lalu (Motomora, 1989). Pada awal mulanya hanya raja saja yang dirayakan ulang tahunnya (mungkin disinilah awal mulanya tradisi topi ulang tahun bermula). Seiring waktu berlalu, anak-anak juga di ikutsertakan dalam pesta ulang tahun. Pesta ulang tahun untuk anak-anak pertama kali terjadi di Jerman dan dinamakan “kinderfeste”.
Dapat disimpulkan bahwa melalui sejarahnya perayaan ulang tahun ini adalah ritual kaum kuffar ( paganism ) terhadap DEWI BULAN ( Artemis ), namun ironis sekali ada sebagian bahkan kalangan umum ummat islam menjadikan hari ini ( ulang tahun ) sebagai ritual wajib tiap tahunnya.

Singkat kata, (eh bukan singkat lagi, ya! ini sudah kepanjangan. -___-) saya tutup sejarah ini dengan ‘PESAN’ dari orang yang paling kita cintai, Baginda Nabi Muhammad SAW.,
"Kamu akan mengikuti cara hidup orang-orang sebelum kamu, sejengkal demi sejengkal, sehasta demi sehasta. Sehingga jika mereka masuk kedalam lobang biawak kamu pasti akan memasukinya juga." Para sahabat bertanya, "Apakah yang engkau maksud adalah kaum Yahudi dan Nasrani wahai Rasulullah?"
Rasulullah menjawab: "Siapa lagi jika bukan mereka?"

Tidak ada komentar:

Posting Komentar