Akhirnya mengalir pula
Jebolnya sungai di ujung mata
Menyambut dengan isak
Tatkala umurku mampu menggapaimu
Asaku mulai tumbuh
Tatkala hati ingin mengubur noda
hitam
Karena ia tahu, pengobatnya telah
jumpa.
Cahaya menaburi bumi
Ada yang terbebas, ada yang
terbelenggu
Penjara menyapa hawa nafsu
Puing-puing putih mulai berkecambah
Saat Sujudku bergemuruh
Rukukku beradu sendu
layuhnya batin pada Dzat-Nya
Tak ada yang mengindah pilu
Kecuali saat memelukmu, Ramadhanku ~
----- @dewi_datz -----
RAMADHAN bulan yang penuh berkah
“Hai orang-orang beriman, diwajibkan
kepadamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu.” (QS.
Al Baqarah: 183)
Sesungguhnya nama bulan Romadhon
berasal dari kata ‘Romadho-a’, artinya batu yang dipanaskan. Sebab mereka
sedang berpuasa pada saat panas sedang memuncak. Sejarahnya ketika orang-orang
Arab memberi nama-nama bulan bertepatan saat itu sangat panas sekali. Ada yang
berpendapat, dikatakan demikian karena membakar dosa-dosa.
-(Imam Baghawi dalam Shaheh-nya)-
Rasulullah salallahu’alaihi wasallam
berkata, “Bilamana datang malam pertama bulan ramadhan, semua pintu surga
dibuka dan tidak satupun yang tertutup sampai sebulan penuh. Dan Allah swt
memerintahkan para malaikat untuk berseru, ‘wahai orang yang mencari kebaikan,
kerjakanlah. Dan hai orang yang mencari kejahatan, bertahanlah.’” Lalu Beliau
berkata, “bila ada orang yang memohon ampun pasti diampuni, dan adakah orang
yang meminta pasti dikabulkan, dan adakah orang yang bertobat pasti diterima
tobatnya.” Para malaikat tidak henti-hentinya berkata begitu sampai fajar
terbit.
Lalu bagaimana dengan ramadhan kita?
Adakah bercumbu rindu dalam hati menyambut ramadhan? Bukankah para perindu
ramadhan akan diharamkan api neraka atas dirinya?
Mari mempersiapkan rindu. Namun,
rindu di lisan terkadang hanyalah dusta. Karena setiap perbuatan-lah yang dapat
dipercaya sebagai rindu sebenar-benarnya.
Bisa jadi RAMADHAN kali ini adalah
yang terakhir bagi kita. Bisa jadi, ya! :(
Tidak ada komentar:
Posting Komentar