BISMILLAH
Dear sang suami,
Yang keberadaanmu tak ku tahu.
Mungkin kita sudah saling mengenal,
mungkin pula belum.
Begitu Tuhan merahasiakannya.
Yang pasti aku tahu, kamu adalah orang
hebat.
Dear sang suami,
Terima kasih sudah memberiku waktu,
Memantaskan diri hingga usia saat ini.
Karena aku yakin, kamu pun sedang
memantaskan diri.
Walau tak kutahu, seperti apa caramu.
Yang pasti aku tahu, kamu lebih
baik.
Dear sang suami,
Maafkan aku yang belum berpaham agama.
Padahal aku tahu, sejatinya engkau
menanti wanita ta’at (agama).
Maafkan aku, yang belum bisa menjadi pendamping impian.
Dear sang suami,
Izinkan aku menjadi sosok Siti Muthi’ah,
di sepanjang hidupmu.
Yang melayani lahir batin tak kenal
lelah.
Yang menjadi pelayan bidadari dalam
gubuk istanamu.
Karena kamu begitu pantas mendapatkannya.
Dear sang suami,
Kecuplah keningku di saat aku khilaf,
Dan peluklah di saat aku takut.
Di saat ujian dunia terlalu berat.
Karena kuyakin, kamulah imam yang pandai
arah jalan.
Dear sang suami,
Ketahuilah aku hanya wanita biasa.
Yang lebih memilih hidup di gubuk tua,
dengan keluarga kecilku yang sholeh.
Ketimbang hidup di istana megah,
dengan keluarga besar melupa Tuhan.
Aku yakin kamu paham,
Untuk itu aku memilihmu.
Dear sang suami,
Akulah wanita bodoh, yang ingin belajar,
dan terus belajar.
Maka aku menginginkanmu, untuk
senantiasa menasehatiku.
Dari sejuta kesalahanku.
Dear sang suami,
Aku tahu kamu bukanlah Sayyidina Ali,
suami impian ummat.
Tapi, dengan segala kelebihanmu,
Aku yakin kamu adalah suami impianku,
satu-satunya.
Dear sang suami,
Kamu harus tahu, seringnya aku risau
tentangmu.
Risau ingin memilikimu, bukan risau
siapa kamu.
Karena tertulisnya namamu denganku di Lauhul
Mahfudz,
Sudah menjadi obat hatiku pada takdir
sang jodoh.
Dear sang suami,
Aku bukanlah wanita sholeha,
Aku bukanlah wanita hafidzah,
Dan aku bukanlah wanita alimah.
Demi Tuhanku, aku hanya wanita yang
penuh kesalahan.
Untuk itu, aku menginginkan kamu
melangkah dalam kebaikan, bersamaku.
Dear sang suami,
Betapa fitrah wanita menginginkan suami hafidz.
Betapa fitrah wanita menginginkan suami
seorang alim.
Tapi aku bukanlah wanita penuntut.
Aku hanya wanita yang bahagia dengan
takdir Tuhan.
Siapa itu kamu, aku lebih mengagumi akhlakmu
dibanding semua ibadahmu.
Dear sang suami,
Jauh atau dekat, dimanapun kamu berada.
Jemputlah aku untuk beribadah
kepada-Nya.
Jemputlah aku untuk menghindari fitnah
akhir zaman.
Jemputlah aku untuk orang tuaku dan
orang tuamu.
Jemputlah aku untuk anak-anak kecilku
nan sholeh.
Jemputlah aku untuk menyempurnakan diri
sebagai istri dan ibu.
Dan, jemputlah aku untuk menjadi Siti
Muthi’ah berikutnya,
Sungguh aku pedamba beliau seumur hidup.
Dear sang suami,
Sengaja ku tulis kicauan ini,
Agar nantinya, aku perlihatkan kepadamu.
Agar nantinya, kamu menegurku jika aku
membangkang.
Agar nantinya, kamu mengecupku di saat aku
marah.
Agar nantinya, kamu memelukku di saat aku
khilaf.
Dan agar nantinya, kita bisa menjadi
pasangan yang terbaik,
Yang dicemburui para penduduk langit,
Insyaallah.
Dear sang suami,
Bolehkan aku berkata: "Aku, merindumu. Sungguh." :’)
--- @dewi_datz ---
Tidak ada komentar:
Posting Komentar