Senin, 26 Agustus 2013

3 LELAKI DALAM HIDUP SAYA




Google's pic

Kenapa harus lelaki?
 
Berinteraksi pada lelaki tentu saja berbeda jauh dengan berinteraksi pada wanita. Sifat dan pemikiran lelaki yang cenderung simple, to the point, lebih dewasa, tidak gegabah, dan bersifat jangka panjang, lebih membuat wanita nyaman untuk berbagi cerita dan meminta pendapat.
Bagi saya.^^

Sahabat lelaki, senang memiliki satu diantara mereka, walaupun teman dekat wanita segudang banyaknya. Entah kenapa, berbagi bersama Kaum Adam ini memiliki rasa ‘plong’ tersendiri. :)
2007 silam, saya memiliki sahabat sebaik @askodarsilibua. Cukup dia dan tidak ada lagi. Sampai di usia 23 tahun (baca: sekarang) persahabatan kami tetap terjalin, walau dengan batasan-batasan tertentu seiring berjalannya pemahaman dalam agama tentang interaksi pria dan wanita non mahrom. Saya ingin menceritakan persahabatan kami nanti dalam page tersendiri.
Intinya, dia sahabat hebat! :)

Kakak lelaki, THE ONE AND ONLY! Kakak saya tersayang...*dengan nada menyapa* apa kabarmu disana? Bahagiakah dengan alam barumu? Saat mengetik ini, mata air di mata saya telah meluap. Kamu kakak lelaki satu-satunya yang kumiliki. Belum ada yang bisa menggantikan sosokmu. Saya tak tahu jika nantinya akan ada. Jikalau ada, hanya yang berstatus ‘suami’ lah yang mampu menggantikan. Saya hanya bisa menangis tersenyum, saat Tuhan mendatangkanmu dalam mimpiku. Kita bercengkrama. Ah! :’)
Tak kuat. Saya tak ingin memperpanjang menyapa. Dialah kakak lelakiku satu-satunya. Yang dipanggil Tuhan 3 tahun silam, 2010. Saat itu ia berumur 23 tahun lebih. Persis dengan usia saya saat ini. Rasanya detakan jantungku ingin berhenti sesaat, kala mengingat dia. Dia yang kusayang, satu-satunya!
Teman-teman yang mengenali pribadi saya, tak heran jika melihat saya sedikit manja pada teman lelaki. Bagi saya mereka seperti kakak sendiri. Walau kadang menyadari ada batasan-batasan dalam agama. :’)

Pendamping lelaki, suami saya nanti! Lelaki yang akan menjadi panutanku dan lelaki yang paling hebat kumiliki, lebih dari siapapun! Setelah Sang Ayah.
Hey, kamu! Disini saya jatuh cinta padamu. Jatuh cinta yang dianggap paling mulia, jatuh cinta dalam diam. Maukah kamu menyapaku agar tak lagi diam?
Dalam hidup, saya layaknya manusia biasa, yang menantikan pekerjaan. Yang menantikan gelar. Yang menantikan hal-hal duniawi lainnya untuk meraih kesuksesan. Tapi, tak ada yang bisa mengalahkan rasa penantian terhadap suami, karena menantinya sama hal dalam saya menanti dunia akhirat. :)
Kamulah orang terpenting dalam hidup saya, suami. :')

Tak ingin berpanjang lebar. Hanya ingin berkata pada sahabat, kakak dan suami. Kalian, orang-orang peneduh hati saya~

2 komentar: