Berinteraksi pada lelaki tentu saja
berbeda jauh dengan berinteraksi pada wanita. Sifat dan pemikiran lelaki yang
cenderung simple, to the point, lebih dewasa, tidak gegabah, dan bersifat
jangka panjang, lebih membuat wanita nyaman untuk berbagi cerita dan meminta
pendapat.
Bagi saya.^^
Sahabat
lelaki, senang memiliki satu diantara mereka, walaupun
teman dekat wanita segudang banyaknya. Entah kenapa, berbagi bersama Kaum Adam
ini memiliki rasa ‘plong’ tersendiri. :)
2007 silam, saya memiliki sahabat sebaik
@askodarsilibua. Cukup dia dan tidak ada lagi. Sampai di usia 23 tahun (baca:
sekarang) persahabatan kami tetap terjalin, walau dengan batasan-batasan
tertentu seiring berjalannya pemahaman dalam agama tentang interaksi pria dan
wanita non mahrom. Saya ingin menceritakan persahabatan kami nanti dalam page
tersendiri.
Intinya, dia sahabat hebat! :)
Kakak
lelaki, THE ONE AND ONLY! Kakak saya tersayang...*dengan
nada menyapa* apa kabarmu disana? Bahagiakah dengan alam barumu? Saat mengetik
ini, mata air di mata saya telah meluap. Kamu kakak lelaki satu-satunya yang
kumiliki. Belum ada yang bisa menggantikan sosokmu. Saya tak tahu jika nantinya
akan ada. Jikalau ada, hanya yang berstatus ‘suami’ lah yang mampu
menggantikan. Saya hanya bisa menangis tersenyum, saat Tuhan mendatangkanmu
dalam mimpiku. Kita bercengkrama. Ah! :’)
Tak kuat. Saya tak ingin memperpanjang
menyapa. Dialah kakak lelakiku satu-satunya. Yang dipanggil Tuhan 3 tahun
silam, 2010. Saat itu ia berumur 23 tahun lebih. Persis dengan usia saya saat
ini. Rasanya detakan jantungku ingin berhenti sesaat, kala mengingat dia.
Dia yang kusayang, satu-satunya!
Teman-teman yang mengenali pribadi saya,
tak heran jika melihat saya sedikit manja pada teman lelaki. Bagi saya mereka
seperti kakak sendiri. Walau kadang menyadari ada batasan-batasan dalam agama.
:’)
Pendamping
lelaki, suami saya nanti! Lelaki yang akan menjadi panutanku
dan lelaki yang paling hebat kumiliki, lebih dari siapapun! Setelah Sang Ayah.
Hey, kamu! Disini saya jatuh cinta
padamu. Jatuh cinta yang dianggap paling mulia, jatuh cinta dalam diam. Maukah
kamu menyapaku agar tak lagi diam?
Dalam hidup, saya layaknya manusia
biasa, yang menantikan pekerjaan. Yang menantikan gelar. Yang menantikan
hal-hal duniawi lainnya untuk meraih kesuksesan. Tapi, tak ada yang bisa
mengalahkan rasa penantian terhadap suami, karena menantinya sama hal dalam
saya menanti dunia akhirat. :)
Kamulah orang terpenting dalam hidup
saya, suami. :')
Tak ingin berpanjang lebar. Hanya ingin berkata pada sahabat, kakak dan suami. Kalian, orang-orang
peneduh hati saya~
aaaaaaaaawwww :3
BalasHapus*No comment kak* :D
Hapus