BERMULA DARI A :
MANUSIA CACAT YANG SEMPURNA!
Film
hitam putih berdurasi 16 menit ini bisa saya katakan sebagai film yang
berhasil mencuri emosi penonton,
membawanya larut dalam luapan penokohan yang berkarakteristik khas. Apalagi,
disertai adegan demi adegan yang tiap sudutnya berhasil memiliki poin tersendiri,
tak menampakkan tempelan yang cenderung membosankan penonton. Sehingga tiap
mata dapat menyimpulkan bahwa film ini dikemas cukup sempurna dan sangat layak untuk
ditonton. Lalu, bagaimana BW. Purba Negara berhasil mencuri emosional penonton?
Nampaklah
gambar yang membawa kita kekehidupan dua manusia difabel. Manusia yang
perbedaannya amat kontras dengan manusia lainnya. Wanita penyandang tunanetra
dan lelaki penyandang tunarungu wicara. Interaksi mengharukan yang jarang kita
temui oleh manusia difabel. Diawali ketika keduanya belajar dan mengajarkan
pelafalan huruf A, yang mau tak mau mereka harus memiliki semangat tinggi dalam
pencapaiannya. Si wanita yang tak bisa melihat, tentu saja dengan susah payah
menyentuh letak-letak tenggorokannya demi memberikan kapahaman. Dengan lelaki
yang tak bisa berbicara, membuat pelafalan ini semakin rumit!
Pengawalan
kisah yang begitu mengharukan. Namun, tak kalah haru ketika pertanyaan penonton
“Mengapa pelafalan si lelaki harus bermula dari A?” itu terjawab. Kalimat
Allahu Akbar menjadi dasar segala dasar dari semangat belajar mereka. Semangat
untuk sebuah kesempurnaan. Karena kalimat ini mengawali satu kewajiban yang
sangat penting, yaitu sholat, dan huruf A adalah awal mula segalanya!
Di
tengah-tengah kisah pelafalan mereka yang nyaris sempurna, klimaks pun berhasil
membumbui film ketika muncul adegan menyentuh atau meraba anggota tubuh yang
paling sensitif oleh si wanita terhadap lelaki yang tak bisa dilihatnya. Sikap meraba
yang sudah biasa dilakukan oleh pengidap tunanetra, membawanya pada satu
kondisi yang mengagetkan. Betapa tidak, setelah melewati hari-hari rumit
bersama, ia baru menyadari bahwa yang diajarinya selama ini adalah seorang
lelaki. Lelaki yang dirabanya ternyata memiliki anggota tubuh yang tak
dimilikinya. Tentu, kesalahan terbesar baginya adalah pernah mengimami si
lelaki dalam sholatnya!
Lalu,
bagaimana si wanita menyikapinya, ketika kesempurnaan pelafalan sudah nampak
dipelupuk mata?
Inilah
satu dari keberhasilan BW. Purba Negara mengguncang emosional penonton yang
sangat layak diapresiasi!